Friday, February 24, 2012

City Hunter episode 13

Yoon Sung terkurung di balik pintu mall, sementara Nana dalam bahaya. Yoon Sung langsung meraih papan petunjuk dari besi dan memecahkan kaca.
Yoon Sung lari menerobos pecahan kaca dan segera menarik Nana. Keduanya jatuh bergulingan.

Jin Pyo tiba dan menodongkan pistol ke arah Nana. Yoon Sung menghalangi ayahnya. Ia menjadikan dirinya sebagai tameng. Jin Pyo mengalah dan pergi.

Yoon Sung langsung menanyakan keadaan Nana. Nana justru heran, bukankah orang itu ..ayahmu? Yoon Sung mengajak Nana pergi.

Di mobil, Yoon Sung menjelaskan kalau ayahnya murka dengan apa yang ia lakukan atas uang 200 Miliar milik Kim Jong Shik.
Yoon Sung : Meskipun aku harus melawan ayahku, aku akan melakukannya dengan caraku. Untuk melindungi orang2 disekitarku, paman Shik Joon, ibuku, dan ..kau.

Nana justru menolak, ia minta Yoon Sung janji jika hal seperti itu terjadi lagi, jangan menyelamatkanku. Kita beruntung karena masih bisa hidup hari ini, tapi kita tidak bisa menjamin apa yang akan terjadi lain kali.
Aku tidak mau kau ada dalam bahaya karena diriku. Kau tidak perlu terluka hanya untuk menyelamatkanku. Aku tidak ingin kau mendapatkan kesulitan.

Yoon Sung marah, berhenti bicara.
Nana juga meninggikan suaranya, Lee Yoon Sung!
Yoon Sung teriak : Sudah kubilang berhenti bicara.
Nana : Kau hampir mati karena aku!
Yoon Sung : Berhenti bicara!

Keduanya marahan. Mereka pulang ke apartemen Yoon Sung dengan wajah cemberut. Yoon Sung meletakkan belanjaan di meja dan langsung naik ke kamarnya.
Shik Joon menyambut keduanya, ia heran. Ada apa dengannya? Apa kalian bertengkar?

Nana menghela nafas dan berkata mereka bertemu ayah Lee Yoon Sung. Shik Joon gemetaran, K..KKKapten? di supermarket? Nana mengangguk.

Shik Joon langsung tanya keadaan Nana, kau tidak apa2? Lalu ia menceritakan kalau Jin Pyo telah mengambil Yoon Sung saat masih bayi dari ibunya dan membesarkannya seperti itu.

Jin Pyo membersihkan pistolnya. Sang Gook tanya apa rencana Jin Pyo berikutnya. Jin Pyo cerita, ketika di Segitiga Emas, Yoon Sung langsung menodongkan senapan kepada orang yang membunuh wanita yang membesarkannya.

Jin Pyo memainkan pistolnya, Aku perlu Yoon Sung menjadi orang seperti itu. Kim Sang Gook tampak tidak setuju.

Nana masuk ke kamar Yoon Sung, ia ingin bicara. Yoon Sung kesal, selama kau tidak apa-apa, jadi semuanya tidak apa-apa?
Nana tahu Yoon Sung selalu berjuang melawan bahaya setiap hari, ia tidak ingin menambah beban Yoon Sung.

Nana : Aku ingin menjadi orang yang bisa kau andalkan, tapi aku harus lebih kuat lagi agar aku bisa melindungimu.
Wow...

Yoon Sung menghela nafas, Apa yang sudah kau makan sampai kau begitu berani?

Nana senyum lebar, kau tiba2 berpikir kalau aku ini benar2 keren. Benar kan? Itu kan yang kau pikirkan sekarang?
Yoon Sung : Apa?

Nana mendekat, Kau baru saja berpikir, "Aku memiliki selera bagus dalam memilih wanita." Bukankah itu yang kau pikirkan sekarang?

Yoon Sung panik : Cukup. Apa kau sudah selesai bicara? Cepat pergi. Gadis macam apa yang masuk dan keluar kamar pria sembarangan seperti ini?
Dan awas, jika kau berani mengatakan itu lagi, aku tidak akan membiarkanmu.

Kim Jong Shik memberikan keterangan pers, ia berkata kalau City Hunter telah mencuri uang milik Universitas dan membuat dirinya seperti Robin Hood.

Wartawan tanya kenapa menyimpan uang di rumahnya. Kim Jong Shik berkata, karena akhir2 ini lembaga keuangan telah sering kebobolan dan tidak bisa dipercaya (Takut ama Malinda Dee dia haha), jadi aku menyimpannya di tempat teraman yang bisa kupikirkan, yaitu di rumah.

Yoon Sung menanam perekam dalam sebuah buku. Nana kagum, ini kecil sekali dan pasti sulit ditemukan. Nana komen, kalau mereka para pengawal yang paling kesusahan dengan alat2 seperti ini.
Yoon Sung : Kalau kau ingin mengingatkan bahwa kau adalah petugas keamanan, kau bisa pergi.

Nana : Aku tidak sengaja. Pekerjaanku adalah mencari barang2 seperti ini, kau tahu kan. Dimana kau akan memasangnya?
Yoon Sung tidak mau mengatakannya. Nana jaga rumahnya saja. Yoon Sung pergi.

Yoon Sung masuk mobil sendirian atau ia pikir sendirian, karena tiba-tiba Kim Nana muncul di jok belakang. Yoon Sung kaget setengah mati. Nana nyengir lebar.

Nana ingin ikut, jaga rumah terlalu membosankan, ayo cepat kita sudah terlambat. ayo.
Yoon Sung hanya bisa geleng kepala dan menjalankan mobilnya.

Kim Jong Shik memerintah anak buahnya membunuh Bae Man Deok dan Kim Nana, aku yakin mereka kenal City Hunter. Bunuh mereka, karena mereka mencuri uangku, mereka harus membayar akibatnya.

Shik Joon menemui seorang kenalan Kyung Hee dan tanya apa ibu itu tahu no. telp Kyung Hee. Tapi Ibu itu tidak tahu, Kyung Hee itu pendiam dan jarang membicarakan banyak hal, semua ia pikirkan sendiri.

Petugas penyelidik telekomunikasi yang setiap hari memeriksa kantor Kim Jong Shik tiba2 mendapatkan masalah dengan mobilnya. Mereka mendapat telp dari "kantor" Kim Jong Shik kalau hari ini mereka kedatangan banyak tamu, jadi tidak perlu datang.
Petugas itu merasa lega. Hanya saja..telp itu dari Yoon Sung.

Nana memuji keahlian akting Yoon Sung. Yoon Sung memakaikan topi untuk Nana dan minta Nana siap2. Nana senang sekali, siap beraksi.

Jaksa Kim membaca berita tentang ayahnya di internet, soal ayahnya yang menyembunyikan uang di rumah karena tidak percaya pada bank. Jaksa Kim tampak tertekan.

Bibi Nana heran saat mendengar Nana ijin karena sakit. Ia mengeluh pada Jaksa Kim, Nana sulit dihubungi. Rumahnya juga kosong dan yang lebih mengherankan, seorang paman Nana telp dan minta ijin untuk Nana.
Padahal satu2nya paman yang dimiliki Nana adalah keluarga jauh dan mereka belum kontak.

Jaksa Kim juga heran. Jang Pil Jae masuk dengan terburu-buru. Jang berkata kalau Kepala Kantor Jaksa sudah mengalihkan kasus City Hunter pada Jaksa Ha Dong Wu dan meminta semua informasi tentang City Hunter.

Jaksa Kim langsung menemui atasannya untuk protes. Atasan-nya marah, kau dipindah dari kasus City Hunter.

Ini semua karena Jaksa Kim ada hubungan keluarga dengan Kim Jong Shik. Sudah jadi aturan dasar kalau anggota keluarga tidak boleh menyelidiki kasus yang melibatkan keluarganya. Ayahmu, Seo Yong Hak, Lee Kyung Wan, City Hunter..kami memutuskan untuk menyerahkan kasus ke Jaksa Ha.

Jaksa Kim berkata ada saksi kunci dan atasannya minta untuk menyerahkan saksi itu pada Jaksa Ha juga. Jaksa Kim masih berkeras dan atasan-nya marah. Ia tidak ingin orang menganggap enteng kantor Jaksa hanya karena Jaksa Kim tidak bisa tegas menangani kasus ayahnya sendiri.

Jaksa Kepala : Kebanyakan lulusan Univ yang menerima beasiswa memiliki hutang karena tingginya biaya pendidikan! Jika penyelidikan tidak dilakukan dengan benar, Kantor Jaksa akan kehilangan kredibilitasnya. Ayah si Jaksa menolak menghadiri pemanggilan.
Jika kau punya nyali untuk bicara prinsip disini, lebih baik kau mengatakannya pada ayahmu. Jika ia berani meremehkan Kejaksaan, ia akan terluka parah. Matanya, hidung, mulut dan telinganya akan terluka!
Hanya karena ia punya sedikit kekuasaan, dia memperlakukan kantor ini seperti kotoran anjing!

Tapi, kau benar2 tidak tahu kan? Aku tidak curiga padamu, tapi logika berkata sebaliknya. Ada 200 Miliar di rumah dan anaknya bahkan tidak tahu tentang itu? banyak Jaksa yang mengundurkan diri karena keluarga mereka, bukan hanya satu atau dua. Pergilah.

Jaksa Kim tidak bisa membantah lagi. Ia langsung pergi.

Yoon Sung dan Nana tiba di kantor Kim Jong Shik, kami dari Komunikasi Intelijen Korea. Sekretaris mengijinkan mereka masuk ke kantor.
Sekretaris mendapat telp, dari Jaksa Kim. Ia ingin bertemu ayahnya dan akan menunggu di kantor karena ayahnya pergi.

Yoon Sung dan Nana bekerja dibawah pengawasan sekretaris. Nana mengalihkan perhatian Sekretaris itu dan mengajaknya bicara.
Yoon Sung menukar buku di rak Kim Jong Shik dengan buku ber-perekam miliknya.

Nana minta ijin keluar untuk minum air. Jaksa Kim tiba di kantor ayahnya. Nana melihatnya masuk ke dalam kantor. Nana terkejut dan memutar otak.

Yoon Sung masih di dalam kantor. Jaksa Kim menemui sekretaris dan akan menunggu di ruang tunggu. Yoon Sung tampak tegang karena kenal suara Jaksa Kim.

Jaksa Kim melihat petugas komunikasi itu dan curiga. Ia jalan mendekat dan tanya sesuatu, aku dengar penyadap keluaran terbaru dari Amerika bisa mengganggu frekuensi alat2 pendeteksi. Dan sulit sekali dideteksi. Apa kau bisa mengatakan berapa frekuensinya?
Yoon Sung tidak menjawab, ia tampak tegang. Tiba2 ponsel Jaksa Kim berdering. Dari Nana.

Jaksa Kim langsung menjawabnya dan Nana berkata sulit sekali mendengar suara Jaksa Kim. Memaksa Jaksa Kim keluar ruangan ..

dan memberikan waktu bagi Yoon Sung meloloskan diri.

Nana akan segera pergi dan hampir saja bertemu dengan Kim Jong shik dan anak buahnya. Yoon Sung berhasil menarik Nana sembunyi dari mereka. Yoon sung mencatat nomor mobil Kim Jong Shik 32나5453.
Nana : Kae mengejutkanku. Tapi kenapa Jaksa Kim Young Ju kesini?

Yoon sung : Aku bukan Jaksa Kim bagaimana bisa tahu?
Nana mengira Jaksa Kim datang untuk 200 Miliar itu. Dia pasti menyelidiki pencucian uang itu. Dia tetap tampan seperti sebelumnya.

Yoon sung cemburu dan kesal, tampan? Dia kerja karena digaji. Apa kau berharap ia main2 saja?
Yoon Sung semakin kesal karena Nana tidak mematikan ponselnya, Kim Jong Shik bisa melacakmu dengan mudah lewat nomormu. Jangan menerima telp yang tidak dikenal.

Jaksa Kim minta ayahnya menyerahkan diri, ini masih belum terlambat. Katakan yang sebenarnya dan minta maaf. Jaksa Kim menyesal, seharusnya saat aku melihat uang 200 Miliar yang kau miliki itu, aku seharusnya tidak pergi begitu saja.

Kim Jong Shik tidak mau, ini sekolahku. Aku yang membangun-nya, aku sudah investasi di dalamnya. Ini uangku, jadi kenapa aku tidak boleh menghabiskannya sesukaku? Orang lain juga melakukan ini, kenapa aku satu2nya yang harus mematuhi hukum? Aku katakan sekali lagi. Aku tidak bersalah.

Jaksa Kim : Tidak bersalah? Apa tidak cukup berbohong pada orang lain? Sekarang kau mau membohongi diri sendiri?
Kim Jong Shik : Apa?

Jaksa Kim : Saat aku tahu kalau kau memeras saksi untuk mengubah korban menjadi penjahat, aku sangat terluka sampai rasanya akan gila. Tapi jika itu satu-satunya noda dalam hidupmu, meskipun aku anakmu, demi anggota keluarga korban, aku akan menanggung beban itu demi dirimu.

Kim Jong Shik : Periode waktu untuk menuntutku sudah berakhir, aku tidak bersalah.
Kim Jong shik tahu, ini sudah lebih dari 10 th dan meskipun itu kecelakaan fatal, itu bukan kasus tabrak lari.

Jaksa Kim : Apa kau tidak merasa bersalah sedikitpun? Karena aksimu, istri korban meninggal, dan suaminya masih koma setelah 10 th!
Kim Jong Shik : Kita beruntung, satu mati dan satu koma.

Jaksa Kim tidak percaya. Kim Jong Shik berkata kalau orang mati tidak bisa bicara. Dan kesempatan orang yang koma bisa sadar lagi benar2 sangat rendah. Sungguh beruntung baginya.

Jaksa Kim terpana, ia syok. Apa ini benar ayahnya?

Kim Jong Shik melanjutkan, Lalu kenapa jika mereka yang dipersalahkan? Apa kau pikir semua manusia itu memiliki nilai yang sama? Aku berbeda dengan mereka. Aku mengabdikan seumur hidupku untuk pendidikan Korea Selatan. Jika bukan karena aku, sistem pendidikan Korea tidak akan menjadi seperti sekarang.
Rasa bersalah? Penyesalan? Menyerahkan diri? Lupakan itu! Bagiku, kecelakaan 10 th lalu..sudah lama kulupakan. Hari itu aku hanya sedang sial, itu cuma takdir.

Jaksa Kim sakit hati, ia marah dan kecewa : Akan lebih baik jika saat kecelakaan itu, kaulah yang mati Ayah. Sehingga aku tidak perlu membencimu seperti sekarang ini. Aku benci jadi anakmu.

Kim Jong Shik tampak terkejut, Young Joo..
Jaksa Kim ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi Oktober 1983? Kenapa City Hunter mengejarmu? Sepertinya aku tidak bisa melindungimu lagi, Ayah. Kau harus jaga dirimu sendiri.

Yoon Sung merekam semua perkataan Kim Jong Shik. Kim Nana muncul dan ia ingin ikut melihat. Yoon Sung segera mematikan monitor. Nana menangkap bayangan Jaksa Kim tapi tidak begitu jelas.
Nana : Aku ingin melihat bagaimana Jaksa Kim berurusan dengan Kim Jong Shik. Dia pasti keren saat menjatuhkannya, ya kan?

Yoon Sung : Apa Jaksa itu pegulat? Menjatuhkan apa? Pergi sana, aku harus kerja.

Jaksa Kim masih tidak ingin mundur dari kasus City Hunter, ia minta Jang Pil Jae mencari dimana Lee Kyung Hee.

Jaksa Kim pergi ke kantin Kyung Hee dan bertanya pada tetanggnya. Tapi mereka juga tidak tahu kemana perginya Kyung Hee.

Kyung Hee itu bernasib malang, ia kehilangan bayi lelakinya yang berusia 1 bulan th 1983. Jaksa Kim terkejut, anak lelaki? di th 83?

Jaksa Kim jalan ke arah kantin dan melihat Yoon Sung duduk di salah satu meja. Ia ingat saat melihat petugas komunikasi di kantor ayahnya, punggungnya mirip dengan punggung Yoon Sung.

Jaksa Kim bicara sendiri: Lee Kyung Hee dan Lee Yoon Sung, mereka seharusnya melakukan tes darah sebelum melakukan transplantasi sumsum tulang belakang. Apa mungkin ia juga tidak tahu dimana Lee Kyung Hee?

Jaksa Kim memikirkan semua fakta, Lee Kyung Wan dan Seo Yong Hak semuanya diserang dengan rekaman video dan kemungkinan orang yang sama juga menanam video di kantor ayahnya.

Jaksa Kim bergegas kembali ke kantor ayahnya, bukan untuk menyatakan penyesalan. Ia menyindir ayahnya, agar tidak pura2 sakit saat diperiksa kejaksaan. Dan sengaja bicara di telp keras2 tentang keberadaan Lee Kyung Hee. Jaksa Kim langsung pergi dan tidak menanggapi undangan makan ayahnya.

Seperti yang diduga, ini pancingan untuk Yoon Sung. Yoon Sung mendengar lewat radio, Dangjin, biara Hyeshim. Yoon Sung segera meluncur ke sana.

Jaksa Kim tiba lebih dulu di gereja. Ia berkata pada suster, ada pria yang akan mencari Lee Kyung Hee. Tolong antar ia masuk dalam gereja. Jaksa Kim sudah menunggu di dalam.

Yoon Sung tiba dan suster tanya kau datang untuk mencari Lee Kyung Hee kan?
Yoon Sung : Benar. Apa wanita bernama Lee Kyung Hee ada di sini?

Suster itu membenarkan dan minta Yoon Sung masuk dalam gereja. Yoon sung curiga, ia tanya, kaki pasien Lee Kyung Hee masih lemah. Apa dia sudah bisa mulai beradaptasi?

Suster itu berbohong (Sayang sekali, seharusnya ia tidak boleh bohong.) : Ya. Setelah tiba disini, kondisinya semakin stabil. Silahkan masuk.
Yoon Sung tahu itu jebakan dan segera pergi.

Jaksa Kim keluar menyusul Yoon Sung tapi Yoon Sung sudah pergi. Jaksa Kim menyusul Yoon Sung ke rumahnya. Begitu Yoon Sung parkir mobil, Jaksa Kim tiba.

Yoon Sung : Kulihat kau sangat ingin tahu tentang aku. Tapi jika kau ingin mengajukan pertanyaan, kau harus datang setelah punya bukti. Atau surat penggeledahan.
Jaksa Kim : Surat penggeledahan? Sepertinya kau telah melakukan kejahatan.

Jaksa Kim tahu Yoon Sung baru saja kembali dari Biara Hyeshim. Buktinya baju Yoon Sung kena lumpur, dan saat itu anak2 di biara sedang main bola di lapangan.
Yoon Sung mengelak. Jaksa Kim tahu, kita bisa buktikan dengan rekaman CCTV tapi mengingat betapa telitinya dirimu, rekaman itu pasti sudah dipindah, ya kan?

Sekali lagi, Jaksa Kim pulang dengan tangan hampa. Yoon Sung masuk ke dalam rumah. Jaksa Kim mengirim sms ke ayahnya, Ini adalah permintaan terakhirku. Serahkan dirimu. Jika tidak, masalahnya akan jadi semakin serius.

Shik Joon mengunjungi rumah Kyung Hee, siapa tahu ia sudah pulang. Tapi rumah kosong. Shik Joon melihat kotak surat yang penuh, ia memeriksanya dan menemukan satu lokasi : Botha-sa, kuil Bo Tha

Shik Joon segera kesana. Udara di sekitar kuil sangat segar. Lokasinya tenang dan hijau. Shik Joon tanpa sengaja menjatuhkan ponselnya ke mata air. Ia bingung, aigoo kenapa bisa jatuh kesitu?

Shik Joon bertemu seorang wanita dan menunjukkan foto Kyung Hee dan mencarinya.
Wanita itu ragu, tapi Shik Joon berkata ia bukan orang jahat, hanya saja Kyung Hee tidak sehat. Tapi ia menghilang dari RS. Sementara anak lelaki Kyung Hee mencarinya.

Wanita itu berkata Lee Kyung Hee tidak punya anak.
Shik Joon membenarkan, itu yang dipikirkan semua orang, tapi itu tidak benar. Anaknya yang hilang sudah tumbuh dengan baik. Namanya Dr. Lee Yoon Sung dan kerja di Blue House. Anaknya sangat tampan dan ia ingin sekali mencari ibunya. Maaf sudah merepotkan anda, tapi tolong bantulah kami.

Akhirnya biarawati berkata kalau Kyung Hee mengunjungi biara lain untuk belajar doa dan istirahat.
Shik Joon minta nomor ponsel Kyung Hee tapi percuma, di biara tidak ada listrik. Ponsel Shik Joon juga basah, jadi ia hanya bisa meninggalkan no. ponsel Lee Yoon Sung.

Shik Joon memohon, tolong minta ia segera telp begitu ia pulang.
Shik Joon jalan pulang, ia melihat teh hijau yang dijual para biarawati dan merasa teh ini bagus sebagai hadiah.

Jaksa Kim membereskan semua data penyelidikan tentang City Hunter. Ia menemukan mp3player lama miliknya hadiah dari ayahnya.

Jaksa Kim memutarnya, dan ada pesan ayahnya : Kau harus menjadi Jaksa yang bagaikan bamboo. Penjaga kebenaran, keadilan, hak asasi manusia dan kejujuran. Jika semua itu gagal, semua ini, hanya akan menjadi tulisan dalam ensiklopedia atau kata-kata dalam kamus.
Young Joo, kuharap kau bisa menjadi penjaga keadilan Korea selatan. Jaksa yang seperti itu.
Yah..so ironic.

Yoon Sung olah raga di club elit. Jaksa Kim muncul di sebelahnya. Yoon Sung menyindir, kau tidak kesini untuk menyelidiki-ku, ya kan?

Young Joo berkata ini kebetulan, ia benar2 anggota klub ini. Yoon Sung membenarkan, sepertinya kau punya orang tua kaya. Ayahmu, bukankah Presdir Kim Jong Shik?
Yoon Sung : Kudengar dari Nana, kalau kau mengaku bahwa kau adalah Paman Kaki Panjang. Lalu kapan kau akan mengaku kalau kau adalah anak Kim Jong Shik?

Jaksa Kim tersinggung, itu bukan urusanmu.
Yoon SUng : Harus ada batasnya dalam mempermainkan orang.

Jaksa Kim ; Kau brengsek.
Yoon Sung : Bukankah keterlaluan memberikan permen setelah memukul seseorang? Berperan sebagai Paman Kaki Panjang dan menjadi orang yang bisa membuatnya bersandar. Setelah ia tahu kebenarannya dan sadar kalau kau adalah anak dari orang yang membunuh orang tuanya, apa yang akan Nana lakukan? Apa kau sudah memikirkan bagaimana perasaan-nya?

Jaksa Kim : Ini pertama kalinya aku bertemu orang yang mengerti Nana lebih dariku.
Yoon Sung : Kau seharusnya pergi dari hadapan Nana. Jika kau benar2 ingin tetap menjadi Paman Kaki Panjangnya.

Jaksa Kim membalas, itulah mengapa kau membuatnya menangis saat di stasiun TV? Kau tidak hanya membiarkan Seo Yong Hak lolos, tapi juga membuatnya sedih. City Hunter.
Yoon Sung : Mengatakannya 3 kali membuatnya kehilangan maknanya.
Keduanya benar2 saling menyindir.

Shik Joon ternyata memberikan teh hijau itu untuk Eun Ah. Eun Ah mengira itu titipan Yoon Sung. Kasihan Shik Joon haha

Yoon Sung dan Nana mencemaskan Shik Joon, kenapa ponselnya tidak bisa dihubungi? Nana juga tidak tahu Shik Joon pergi kemana.
Eun Ah telp dan mengatakan tentang teh hijau. Yoon Sung heran, aku? teh hijau yang kukirim? Pamanku pergi ke Blue House?

Nana cemas, jika ke Blue House maka akan ada banyak mata2 Kim Jong Shik disana. Yoon Sung mengeluh, paman terlalu berani.
Yoon Sung segera pergi ke Blue House. Nana ikut.

Yoon Sung melihat Shik Joon sedang menyeberang jalan dekat Blue House. Yoon Sung melambaikan tangan. Ajussi! Ajussi!

Shik Joon tidak melihat Yoon Sung. Tapi sebuah mobil hitam ngebut dan langsung menabrak Shik Joon. Astaga..tubuh Shik Joon terpental ke arah kap mobil lalu terbanting ke jalan.

Yoon Sung dan Nana bergegas lari mendekati Shik Joon yang luka parah. Yoon Sung melihat mobil itu dan sadar kalau itu mobil Kim Jong Shik dari platnya.
Yoon Sung marah : Kim Jong Shik.

Shik Joon dilarikan ke UGD. Yoon Sung panik sekali. Dokter mulai menyiapkan CPR dan minta disiapkan epinephrine (suntikan untuk memacu detak jantung).

Yoon Sung ketakutan, detak jantung Shik Joon berhenti. Dokter mencoba memacu jantung Shik Joon lagi.

Yoon Sung menangis dan teriak, Paman! Jangan mati..kumohon. Paman!

Untungnya jantung Shik Joon berdetak lagi. Semua bisa lega untuk sementara. Yoon Sung mengepalkan tangannya.
Tapi Shik Joon harus dioperasi karena ada tanda pendarahan di dalam dan dokter ingin tahu penyebabnya.

Setelah Operasi, Yoon Sung duduk sambil memijat lengan Shik Joon. Nana menemaninya. Ia tahu perasaan Yoon Sung sekarang, ayahnya juga masih koma.
Nana merasa tidak enak dengan sorot mata Yoon Sung kali ini.

Yoon Sung : Aku sekarang mengerti apa yang dirasakan ayahku. Aku takut ...aku merasa jauh lebih buruk darinya.
Yoon Sung minta Nana menjaga Shik Joon, ia keluar dulu. Nana tampak cemas.

Yoon Sung masuk kamar mandi dan mengingat detik-detik Shik Joon ditabrak mobil. Ia murka dan meninju kaca sampai retak dan tangannya luka.

Jaksa Kim mendapatkan penghargaan. Jaksa Kim berkata ia tidak bekerja untuk dapat penghargaan. Atasannya membolehkan Young Joo mengundang 10 orang untuk menyaksikan pemberian penghargaan itu. Atasannya bahkan sudah membuatkan daftar tamu.
Jaksa Kim memeriksa daftar nama itu dan langsung mencoret nama pertama dalam daftar tamu, nama ayahnya.

Tapi kantor Jaksa tetap mengirim undangan untuk Kim Jong Shik, karena bagaimanapun dia ayah Jaksa Kim.

Nana telp bibinya dari telp umum RS dan minta bibinya tidak cemas, ia sudah lama tidak bertemu paman dan akan pergi untuk sementara waktu.
Nana juga mendengar kalau Jaksa Kim akan dimutasikan ke pulau Mara. Ia heran, kenapa Jaksa yang menerima penghargaan harus dimutasi.

Jaksa Kim menghadiri acara pemberian gelar. Kim Jong Shik juga hadir, membuat Jaksa Kim terkejut.
Jaksa Kim langsung mencari Jang Pil Jae, ia tahu City Hunter pasti ada disini hari ini. Young Joo minta Jang Pil Jae mengawasi aula dan ruang komunikasi.

Jaksa Kim menemui Jaksa Kepala, Pak aku punya firasat kalau City Hunter akan muncul.

Jaksa Kepala kesal : Jaksa Kim aku sudah melarangmu ikut campur kasus City Hunter, apa dia gila mau datang kesini dengan banyak jaksa seperti ini? Duduklah.
Jaksa Kim terpaksa duduk. Ia melihat ayahnya beramah tamah dengan beberapa Jaksa di sebelahnya. Jaksa Kim diam-diam memasukkan mp3 ke saku Kim Jong Shik.

Yoon Sung muncul di depan mobil Kim Jong Shik. Nana muncul di aula dengan bunga.

Nana duduk untuk mendengar sambutan Jaksa Kim.

MC membuka dan mengumumkan alasan kenapa Jaksa Kim mendapat penghargaan, lalu Jaksa Kim tampil untuk memberikan sambutannya.

Jaksa Kim : Saya, Jaksa Kim Young Joo, tidak pantas mendapatkan penghargaan ini. Saya pikir seorang Jaksa seharusnya..menjadi bambu yang berdiri tegak. Penjaga keadilan, kebenaran, hak asasi manusia, kejujuran, dan keterbukaan. Jika kita gagal, semua ini hanya akan dicatat dalam ensiklopedia, atau hanya kata-kata dalam kamus.

Young Joo mengulang kata-kata ayahnya, sementara Kim Jong Shik tetap pura-pura tidak ada masalah dan tampil dengan bangga.

Jang Pil Jae menemukan petugas ruang komunikasi dilumpuhkan dan diikat dengan lakban. Jaksa Kim merasa layar di belakangnya menyala, ia memejamkan mata, tahu apa yang akan terjadi.
Rekaman dalam kantor Kim Jong Shik diputar, saat Jaksa Kim memohon agar ayahnya menyerahkan diri, tapi Kim Jong Shik dengan sombong menolaknya.

Nana jelas syok melihatnya, sekarang ia tahu kalau Paman Kaki Panjangnya juga putra orang yang mencelakai keluarganya.

Kim Jong Shik terkejut dan malu, ia jalan dengan limbung keluar dari aula. Jaksa Kim langsung mengejar ayahnya, ia takut City Hunter akan menyerang ayahnya.

Nana menghentikan Jaksa Kim, apa semua kata2 itu benar? Putra Kim Jong Shik adalah Jaksa Kim Young Joo? Karena kejahatan ayahnya, anaknya merasa bersalah..dan akhirnya dia menjadi Paman Kaki Panjang untuk menjagaku? Aku bahkan tidak pernah tahu mengenai ini. Apa ini? Rasa kasihan atau merasa bersalah?

Jaksa Kim serba salah, ia minta maaf karena tidak bisa mengatakan pada Nana lebih cepat. Jika kita bertemu lagi, aku akan minta maaf padamu. Tapi sekarang..

Nana : Lupakan. Aku tidak akan menerima permintaan maafmu, Jaksa Kim young Joo bukanlah orang biasa kukenal sebagai Paman Kaki Panjang.
Jaksa Kim : Nana, aku benar2 minta maaf. Meskipun kau melemparkan batu kepadaku, aku tidak akan menghindar. Tapi sekarang, aku harus mencari ayahku. Maafkan aku Nana.

Kim Jong Shik masuk ke mobilnya. Yoon Sung muncul dari bangku belakang dengan pisau mengancam leher Kim Jong Shik. Jalan!
Kim Jong Shik ketakutan : Kau siapa?
Yoon Sung : Jangan melawan kalau kau tidak ingin mati di depan anakmu, pesta baru dimulai.

Kim Jong Shik menjalankan mobilnya. Yoon Sung mengancamnya, cepat atau lambat anakmu akan melepaskan jubah jaksanya.
Kim Jong Shik tanya apa ini dendam th 1983 itu? Yoon Sung menjawab, jadi kau masih ingat.

Yoon sung : Mereka mempertaruhkan nyawa demi negara, tapi kau membiarkan mereka tenggelam di dasar laut Nampo, sementara kau hidup nyaman, menggunakan uang mahasiswa untuk membeli baju dan makanan mewah.
Bahkan seorang pembunuh bisa tidak ketahuan. Aku akan membuatmu ditahan dan dibawa ke pengadilan oleh anakmu sendiri. Aku akan memberikan dokumen korupsimu hanya untuk Kim Young Joo. Jika Kim Young Joo menutupinya, maka ia akan dihancurkan.
Bahkan jika dia mengungkap ini, kalian berdua tetap akan dihancurkan. Ditangkap oleh anaknya sendiri, pasti akan sangat menarik.

Kim Jong Shik : Anakku. Anakku..lepaskan dia.

Yoon Sung mengejeknya, cinta seorang ayah benar2 menyentuh hati. Tapi sepanjang hidupku, aku tidak akan pernah bisa merasakannya. Jika kau benar2 seorang ayah untuk anakmu, apa yang bisa kau lakukan untuknya?
Sesuatu yang terhormat atau sesuatu yang memalukan?

Kim Jong Shik tiba2 memutar mobilnya dan merebut dokumen bukti2 itu. Ia lari sepanjang jembatan.
Yoon Sung jalan mengikutinya dengan pisau di tangan.

Jaksa Kim juga mengejar mereka. Kim Jong Shik tersandung dan dokumen di tangan-nya terbang tertiup angin. Kim Jong Shik ingin menangkapnya, ia berdiri di pinggir jembatan dan jatuh.

Untungnya ia masih bisa meraih pagar jembatan dan bergelantungan di atas jalan raya.

Yoon Sung berbalik saat melihat Kim Jong Shik dalam bahaya, ia tidak peduli jika Kim Jong Shik mati. Tapi tiba2 Yoon Sung sadar, ia berhenti dan ingat saat Muangsuri ibu angkatnya meninggal, saat Jin Pyo rela mengorbankan diri di ladang ranjau. Lalu keinginan Nana untuk membawa Kim Jong shik ke pengadilan dan bukan membunuhnya.
Yoon Sung menjatuhkan pisau dan lari menuju Kim Jong Shik.

Tapi Kim Jong Shik tidak ingin diselamatkan, ia menutup matanya dan melepaskan pegangan tangannya.

Yoon Sung tidak bisa meraih Kim Jong Shik dan hanya bisa melihat dengan syok.

Jaksa Kim juga syok. Tubuh Kim Jong Shik terbanting di atas kap mobil yang kebetulan melintas, lalu jatuh terpental dengan keras di aspal.
Jaksa Kim melihat ke atas jembatan dan melihat City Hunter. Ia teriak dan lari ke ayahnya, Aboji!

Oh no..City Hunter is in trouble now...

CH [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12]